Jumat, 02 Maret 2012

ketidak adilan

ketika ketidak adilan melanda dunia ini, mereka anak bangsa yang berprestasi tetapi tidak memiliki materi yang tersingkirkan, tetapi bagi mereka yang tidak memiliki hati tapi memiliki materi menduduki jabatan dan dihormati. apakah sesulit itu kah untuk dapat bertahan hidup dan mempertahankan haknya sebagai anak bangsa? mereka yang bercita - cita untuk memperbaiki hidup mereka yang kurang beruntung sekarang pupus sudah harapannya karena kerasnya hidup di dunia ini yang telah dipenuhi oleh kebatilan.
sekolah yang bertaraf nasional yang seharusnya menerima siswa berprestasi tanpa pungutan biaya lagi, sekarang seakan menambah beban bagi siswa berprestasi yang kurang mampu, biaya untuk memasuki sekolah itu sebagai penghalang untuk mencapai impian mereka yang ingin memperbaiki kehidupan keluarga mereka.
bukan prestasi yang sekarang dinilai tetapi seberapa materi yang dimiliki yang menjadi tolak ukur kehormatan seseorang. bahkan bukan hanya bagi yang kurang mampu saja, bagi orang tuanya yang bekerja yang penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari - haripun akan berfikir dua kali untuk memasukkan anaknya ke sekolah yang bertaraf nasional bukan tidak mau, tetapi mereka takut tidak sanggup membiayai uang iuran perbulannya. keadaan seperti ini lah yang terkadang memberikan rasa rendah diri bagi para pelajar, mereka merasa kalah duluan sebelum berperang, mereka harus berfikir secara dewasa untuk memilih bersekolah di sekolah bertaraf nasional karena mereka juga harus memikirkan biaya sekolah saudara - saudara nya. apabila uang penghasilan orang tuanya hanya akan mampu membayar uang sekolahnya tetapi tidak utnuk sekolah saudaranya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar